PROPOSAL
PENDIRIAN PERUSAHAAN
COMMANDITAIRE VENNONTSCHAP (CV)
Latar Belakang Pendirian Perusahaan
Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata, baik material maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, bersatu, dan berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tertib, dan dinamis dalam lingkungan yang merdeka, bersahabat, dan damai.
Pembangunan nasional yang mencakup seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara diselenggarakan bersama oleh masyarakat dan pemerintah. Masyarakat menjadi pelaku utama pembangunan, dan pemerintah berkewajiban mengarahkan, membimbing, melindungi, serta menumbuhkan suasana dan iklim yang menunjang.
Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai oleh negara RI sebagai tercantum dalam Pancasila dan UUD Negara RI Tahun 1945 di atas, maka harus diwujudkan melalui pembangunan perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan, yaitu pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang diselenggarakan sebagai satu kesatuan dari pembangunan perekonomian nasional, untuk mewujudkan kemakmuran rakyat, dengan prinsip pertumbuhan kemandirian dan kebersamaan yang berkompetitif.
Berdasarkan data yang dilansir The World Bank, bahwa dari 234 juta penduduk Indonesia saat ini, lebih dari 32 juta hidup di bawah garis kemiskinan dan sekitar setengah dari seluruh rumah tangga tetap berada di sekitar garis kemiskinan nasional yang ditetapkan pada Rp. 200.262 per bulan atau US$22 pada bulan maret 2010.
Pertumbuhan lapangan kerja lebih lambat daripada pertumbuhan penduduk. Layanan publik tetap tidak mencukupi berdasarkan standar negara berpendapatan menengah. Indonesia pun mencatatkan prestasi buruk dalam sejumlah indikator terkait kesehatan dan infrastruktur. Akibatnya, kemungkinan gagal mencapai sejumlah target Tujuan Pembangunan Milenium (MDG). Namun, di tengah kemerosotan ekonomi global, Indonesia terus mencatatkan pertumbuhan yang signifikan. Berdasarkan data Juli 2012, pertumbuhan baseline perekonomian nasional diperkirakan sebesar 6 persen pada tahun 2012 dan 6,4 persen pada tahun 2013. Pendapatan nasional per kapita beranjak naik dari $2.200 pada tahun 2000 menjadi $3.720 pada tahun 2009. Dalam hal stabilitas makro ekonomi, Indonesia telah berhasil mencapai banyak target fiskal, termasuk secara signifikan menurunkan rasio utang terhadap produk domestik bruto dari 61 persen di tahun 2003 menjadi 27,5 persen pada tahun 2009. Sementara itu, defisit anggaran diproyeksikan hanyak 0,4 persen dari produk domestik bruto tahun 2011.
Pengalaman Indonesia selama tiga puluh tahun ke belakang, terutama pada tujuh tahun terakhir, memberikan informasi dan sekaligus pelajaran berharga bagi kita, bahwa pada masa lalu runtuhnya perekonomian Indonesia ternyata sebagai akibat dari kekurangmampuan pengambil keputusan di pemerintahan Indonesia saat itu dalam merespon berbagai isu kritis. Pada saat itu, perekonomian Indonesia hanya bertumpu pada beberapa usaha skala besar (konglomerat). Oleh karena itu, respon yang cepat dan tepat terutama oleh pihak pemerintah terhadap isu kritis yang selalu menghantui kegiatan perekonomian tersebut akan sangat bermanfaat bagi kemungkinan ketahanan dan sekaligus keamanan perekonomian Indonesia di masa mendatang. Dengan demikian, kebijakan pemerintah untuk memberikan kesempatan yang sama kepada kegiatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk dapat maju dan berkembang sesuai dengan kapasitas dan kapabilitasnya, merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi ketahanan dan keamanan perekonomian Indonesia di masa mendatang. Ini artinya, bahwa UMKM harus dapat tumbuh dengan baik, sehingga masalah mengenai pengangguran, rendahnya minat investasi, dan ekonomi biaya tinggi dapat berkurang secara nyata.
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah merupakan salah satu kekuatan pendorong terdepan dan pembangunan ekonomi. Gerak sektor UMKM amat vital untuk menciptakan iklim pertumbuhan dan lapangan pekerjaan. UMKM cukup fleksibel dan dapat dengan mudah beradaptasi dengan pasang surut dan arah permintaan pasar. UMKM juga menciptakan lapangan pekerjaan lebih cepat dibandingkan sektor usaha lainnya, dan juga cukup terdiversifikasi dan memberikan kontribusi penting dalam ekspor dan perdagangan.
Indonesia telah membuat rencana pembangunan jangka panjang untuk tahun 2005-2025. Rencana ini dibagi menjadi ke dalam periode lima tahun, masing-masing dengan prioritas pembangunan yang berbeda-beda. Rencana pembangunan jangka menengah untuk tahun 2009-2014 merupakan tahap kedua dan memberi fokus pada: meningkatkan kualitas sumber daya manusia; pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; dan memperkuat daya saing ekonomi.
Peluang sekaligus tantangan itulah menjadi salah satu tumpuan dan pemacu bagi kami, sehingga tergerak untuk turut ambil bagian memanfaatkan dan memaksimalkan potensi sumber daya manusia yang ada, untuk mendayagunakan sumber daya alam Indonesia sebagai bagian dari manifestasi memperkokoh dan memperkuat daya saing ekonomi Indonesia di tingkat global, melalui Pendirian Perusahaan Commanditaire Vennontschap (CV) ini.
Nama Perusahaan
Perusahaan ini bernama: Multiwangi Damai Lestari, disingkat [MDL], dengan brand perusahaan “MDL Production”
Visi dan Misi Perusahaan
· Visi Perusahaan:
“Menjadi perusahaan yang kreatif, inovatif, dan berdaya saing untuk pemberdayaan masyarakat Indonesia seutuhnya”
· Misi Perusahaan:
1. Melakukan inovasi yang kreatif dan berdaya saing untuk kemajuan perusahaan dengan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekitarnya secara bersinergi untuk kesejahteraan dan kemakmuran bersama.
3. Menjalin kemitraan dengan masyarakat dan stakeholders yang harmonis dan elegan.
Motto Perusahaan
“MDL Production Pemberdaya Insani”
Latar Belakang Bidang Usaha
Multiwangi Damai Lestari [MDL Production] bergerak dalam bidang usaha "penyulingan minyak atsiri". Salah satunya adalah menyuling daun nilam dan daun cengkeh menjadi minyak yang ada di Indonesia, sebagai salah satu komponen bahan pengikat dan penahan bau harum pada produk kosmetik, parfum, sabun, dan produk lainnya yang terkait dengan aromatik. Minyak yang dihasilkan tersebut menjadi salah satu komoditas "ekspor" ke mancanegara.
Kekuatan minyak atsiri Indonesia sudah dikenal sejak era tahun 60-an sebagai negara penghasil minyak atsiri terbesar di dunia. Minyak atsiri merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia yang bahan bakunya berasal dari berbagai jenis tanaman perkebunan di Indonesia. Minyak atsiri dari kelompok tanaman tahunan perkebunan antara lain berasal dari cengkeh, pala, lada, kayu manis, sementara yang berasal dari kelompok tanaman semusim perkebunan berasal dari tanaman nilam, sereh wangi, akar wangi dan jahe. Hingga kini minyak atsiri yang berasal dari tanaman nilam memiliki pangsa pasar ekspor paling besar andilnya dalam perdagangan Indonesia yaitu mencapai 60 persen. Minyak Atsiri Nilam digunakan di industri parfum sebagai zat pengikat aroma dan perannya belum mampu digantikan oleh zat sintetis, sehingga kebutuhan Minyak Atsiri Nilam besar sekali.
Data ekspor BPS menunjukkan, bahwa kontribusi minyak nilam (Patchouli Oil) terhadap pendapatan ekspor minyak atsiri sekitar 60%, minyak akar wangi (Vetiner Oil) sekitar 12,47%, minyak serai wangi (Citronella Oil) sekitar 6,89%, dan minyak jahe (Ginger Oil) sekitar 2,74%. Rata-rata nilai devisa yang diperoleh dari ekspor minyak atsiri selama sepuluh tahun terakhir cenderung meningkat dari US$ 10 juta pada tahun 1991 menjadi sekitar US$ 50-70 dalam tahun 2001, 2002 dan 2003, dengan nilai rata-rata/kg sebesar US$ 13,13. Walaupun secara makro nilai ekspor ini kelihatannya kecil namun secara mikro mampu meningkatkan kesejahteraan petani di pedesaan yang pada gilirannya diharapkan dapat mengurangi gejolak sosial.
Minyak atsiri sebagai bahan baku penambah aroma, parfum dan farmasi memang banyak diminta. Menurut Data Badan Pengembangan Ekspor Nasional pada tahun 2002 rata-rata ekspor minyak atsiri untuk 5 (lima) tahun terakhir mencapai US$ 51,9 juta dengan 77 negara tujuan ekspor. Singapura dan Amerika Serikat adalah penyerap tersebar ekspor minyak atsiri Indonesia masing-masing adalah penyumbang devisa negara US$ 20 per tahun dan US$ 10 juta per tahun. Dari ekspor tersebut minyak nilam mempunyai permintaan sebesar 60% nilam, termasuk komoditas unggulan nasional dengan luas 9.600 ha dan produksi sebesar 2.100 ton minyak. Berdasarkan data yang diberikan oleh seorang eksportir minyak nilam, kebutuhan minyak nilam dunia berkisar antara 1.100-1.200 ton/tahun, sedangkan pasokan ini dapat dihasilkan minyak nilam melalui penyulingan daun dan tangkai daun.
Kendala-kendala dalam agribisnis nilam antara lain budidaya yang belum sempurna, bahan tanaman yang kurang sesuai, panen, penanganan bahan dan penyulingan yang kurang baik mengakibatkan produktivitasnya rendah. Faktor lain adalah kekeringan (iklim) dan fluktuasi harga. Kekeringan selain karena kemarau panjang juga disebabkan fenomena alam yaitu dikenal dengan El Nino. Nilam sangat peka terhadap kekeringan, kemarau panjang setelah pemangkasan dapat menyebabkan tanaman mati. Suhu yang dikehendaki sekitar 24-28° (dengan kelembaban relatif lebih dari 75% dan intensitas radiasi surya 75-100%.
Peluang dan tantangan besar di atas menjadi sugesti dan spirit kami mengembangkan usaha penyulingan minyak atsiri di Kabupaten Bulukumba – Sulawesi Selatan, tidak semata didorong oleh untuk bisnis dengan profit yang sangat menggiurkan, tetapi spirit utama kami adalah membangun mental dan mengembangkan semangat kewirausahaan “petani”, yang tidak semata hanya berkutit pada prinsip TPM: “Tanam, Petik, Makan”, tetapi harus lebih dikembangkan prinsip tersebut menjadi TPOM: “Tanam, Petik, Olah, Makan”. Selain itu, petani harus dibangun sifat dan sikap mentalnya, karena budaya sosial yang dimanjakan oleh sumber daya alam yang melimpah, sehingga lahir sikap mental: “tidak mandiri” – malas bekerja – mau penghasilan banyak, sehingga seringkali terjadi manipulasi.
Merespon persaingan global, manusia ditantang membenahi diri dengan meningkatkan dan memajukan kualitas dirinya, baik secara materi maupun spiritual, yakni terbinanya sikap mental atau kejujuran yang kokoh serta terbangunnya kondisi ekonomi yang sehat. Ketika kedua hal ini terjawantahkan secara bersinergi, maka dengan sendiri akan terwujud masyarakat yang adil dan makmur sebagai tujuan negara di atas.
Alamat Perusahaan
Multiwangi Damai Lestari [MDL Production] beralamat di:
Kantor Pusat : Dusun Sapaya, Desa Kindang, Kecamatan Kindang, Kabupaten Bulukumba – Propinsi Sulawesi Selatan, 92517
Kantor Cabang : Jln. Damai III No. 76 B RT 014 RW 001 Kelurahan Kalisari, Kecamatan Paser Rebo, Jakarta Timur, 13790
Susunan Organisasi Perusahaan
Para pendiri Multiwangi Damai Lestari adalah:
1. Mukhtar Alshodiq, S.Ag., MH
2. Nurlaela, S.Pd
3. Rahman Abdul Kadir
4. Cahyati Syam
Adapun susunan organisasi perusahaan dan karyawan Multiwangi Damai Lestari adalah:
Komisaris : Nurlaela, S.Pd
Direktur : Mukhtar Alshodiq, S.Ag., MH
Manajer Perusahaan : Rahman Abdul Kadir
Keuangan dan Perencanaan : Cahyati Syam
Bagian Marketing:
1. Anshar
2. Syahrir
3. Benggo
4. Hatta
Bagian Pengolah:
1. Hataman
2. Kaseng
3. Usman
4. Yunus
Bagian Umum:
1. Wahidah, S.Pd
2. Rahmayanti
3. Indah
Logo Perusahaan
Modal Awal Pendirian Perusahaan
· Modal awal sebesar Rp. 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah)
· Peralatan:
1. Tempat Usaha : Tanah dan Bangunan seluas ± 1000 meter
2. Mesin Penyuling/Ketel : 2 Paket
3. Mobil Pick Up : 1 Buah
4. Motor : 1 Buah
Proses Penyulingan Minyak Atsiri MDL Production
1. Menyediakan/membeli bahan baku (daun nilam) dari petani
2. Menyediakan bahan bakar (kayu bakar)
3. Menyuling daun nilam dalam mesin ketel ± 12 jam dengan indikator air dan stabilisasi api yang terjaga dan terukur
4. Selama penyulingan, minyak nilam keluar melalui penuapan dari pipa mesin ketel
5. Minyak nilam mengalir ke penampungan
6. Minyak nilam siap disaring dan dimasukkan ke dalam cerigen
Kualitas dan Contoh Hasil Produksi MDL Production
MDL Production berdiri sejak tanggal 19 Nopember 2012 M bertepatan tanggal 5 Muharram 1434 H dan mulai berproduksi tanggal 23 Nopember 2012. Target yang tercapai selama produksi dalam setiap harinya adalah 5 – 7 Kilogram perhari (24 jam), dengan kualitas PA 30 – 32%.